1. Konsep
Audit
Audit
dan kontrol teknologi informasi menjadi penting karena organisasi membutuhkan
acuan, parameter dan kontrol untuk memastikan semua sumber daya perusahaan
menuju pada pencapaian tujuan organisasi secara terintegratif dan komprehensif.
IT Audit dan Kontrol menjelaskan sebuah proses untuk mereview dan memposisikan
IT sebagai instrument penting dalam pencapaian usaha/bisnis korporasi. Audit IT
dan control melakukan proses sistematik, terencana, dan menggunakan keahlian IT
untuk mengetahui tingkat kepatuhan, kinerja, nilai, dan resiko dari
implementasi teknologi. Kemampuan mengetahui pengetahuan dan skill pada IT
Audit dan control selain juga menunjukkan jenjang professional tertentu dalam
professional, juga membuat seseorang akan menganalisa, merancang, membangun,
mengimplementasikan, memonitor dan melakukan pengembangan berkelanjutan TIK
tidak sekedar beroperasi tetapi juga mengikuti kaidah industri dan standar
internasional.
Penerapan
IT audit sendiri dibentuk pada pertengahan 1960-an dan sejak saat itu telah
berubah spesifikasi nya berkali-kali karena perkembangan pesat teknologi dan
penggabungan ke dalam bisnis. Audit teknologi selalu mengacu pada pemeriksaan
kontrol dalam infrastruktur TI. Praktek Audit menjamin kelangsungan bisnis
dengan mengidentifikasi integritas data organisasi, operasi efektivitas dan
tindakan perlindungan untuk melindungi 36 aset IT.
2.
Proses Audit
Proses Audit dalam konteks teknologi
informasi adalah memeriksa apakah sistem informasi berjalan semestinya. Tujuh
langkah proses audit sistem informasi yaitu:
a) Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen
resiko serta control practice yang dapat disepakati oleh semua pihak
b) Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci
c) Gunakan fakta atau bahan bukti yang cukup, handal, relevan,
serta bermanfaat
d) Buat laporan beserta kesimpulan berdasarkan fakta yang
dikumpulkan
e) Telaah apakah tujuan audit tercapai
f)
Sampaikan laporan kepada pihak yang
berkepentingan
g) Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen
resiko serta control practice.
Perencanaan sebelum menjalankan proses audit dengan
metodologi audit yaitu:
a) Audit subject
b) Audit objective
c) Audit Scope
d) Preaudit planning
e) Audit procedures and Steps for data gathering
f)
Evaluasi hasil pengujian dan
pemeriksaan
g) Audit report preparation
Berikut struktur isi laporan audit secara umumnya(tidak
baku):
a) Pendahuluan
b) Kesimpulan umum auditor
c) Hasil audit
d) Rekomendasi
e) Exit interview
3.
Teknik Audit
Menurut Davis, Schiller dan
Wheeler (2011) tahap melakukan audit TI adalah :
- Tinjau
struktur organisasi TI secara keseluruhan untuk memastikan bahwa
organisasi TI menyediakan untuk tugas wewenang dan tanggung jawab atas
operasi TI dan menyediakan pembagian tugas yang memadai.
- Meninjau
proses perencanaan strategis TI untuk memastikan bahwa itu sejalan dengan
strategi bisnis. Mengevaluasi proses organisasi TI untuk memantau kemajuan
terhadap rencana strategis.
- Menentukan
apakah teknologi dan aplikasi strategi dan roadmap ada, dan mengevaluasi
proses perencanaan teknis jangka panjang.
- Tinjau
indikator kinerja dan pengukuran untuk IT. Memastikan bahwa proses dan
metrik pada tempatnya (dan disetujui oleh para pemangku kepentingan utama)
untuk mengukur kinerja kegiatan sehari-hari dan untuk pelacakan kinerja
terhadap SLA, anggaran, dan persyaratan operasional lainnya.
- Evaluasi
standar untuk mengatur pelaksanaan proyek IT dan untuk memastikan kualitas
produk yang dikembangkan atau diperoleh oleh organisasi TI. Menentukan
bagaimana standar tersebut dikomunikasikan dan ditegakkan.
- Pastikan
bahwa kebijakan keamanan TI ada dan memberikan persyaratan yang memadai
untuk keamanan lingkungan. Tentukan bagaimana kebijakan tersebut
dikomunikasikan dan bagaimana kepatuhan dimonitor dan ditegakkan.
- Meninjau
dan mengevaluasi proses penilaian risiko di tempat bagi organisasi TI.
- Tinjau
dan evaluasi proses untuk memastikan bahwa karyawan IT di perusahaan
memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan mereka.
- Tinjau
dan evaluasi kebijakan dan proses untuk menetapkan kepemilikan data
perusahaan, mengelompokkan data, melindungi data sesuai dengan
klasifikasinya, dan mendefinisikan life cycle data.
- Tinjau
dan evaluasi proses untuk memastikan bahwa end user lingkungan TI memiliki
kemampuan untuk melaporkan masalah, secara tepat terlibat dalam keputusan
TI, dan puas dengan layanan yang diberikan oleh TI.
- Meninjau
dan mengevaluasi proses untuk mengelola layanan pihak ketiga, memastikan
bahwa peran dan tanggung jawab mereka didefinisikan dengan jelas dan
pemantauan kinerja mereka.
- Meninjau
dan mengevaluasi proses untuk mengontrol akses login non karyawan.
- Meninjau
dan mengevaluasi proses untuk memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi
lisensi perangkat lunak yang berlaku.
4.
Regulasi Audit
Uji kepatutan (compliance test)
dilakukan dengan menguji kepatutan Prooses TI dengan melihat kepatutan proses
yang berlangsung terhadap standard dan regulasi yang berlaku. Kepatutan
tersebut dapat diketahui dari hasil pengumpulan bukti. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam uji tersebut antara lain akan dipaparkan sebagaimana
berikut :
1)
Tahapan Pengidentifikasian
Objek yang Diaudit Tujuan dari langkah ini agar pengaudit
mengenal lebih jauh terkait dengan hal-hal yang harus dipenuhi dalam objektif
kontrol yang membawa kepada penugasan kepada pihak-pihak yang bertanggung
jawab. Aktivitas yang berlangsung juga termasuk pengidentifikasian perihal
pengelolaan aktivitas yang didukung TI memenuhi objektif kontrol terkait.
2)
Tahapan Evaluasi audit Tujuan dari
tahapan ini adalah untuk mendapatkan prosedur tertulis dan memperkirakan jika
prosedur yang ada telah menghasilkan struktur kontrol yang efektif. Uji
kepatutan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu mengevaluasi pemisahan tanggung
jawab yang terkait dengan pengelolaan SI/TI. Dari hasil evaluasi ditemukan
terdapat pemisahan terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh
masing-masing pihak yang bersangkutan.
5.
Standar & Kerangka Kerja Audit
Standar Audit Sistem Informasi
(SASI) IASII diresmikan oleh Rapat Anggota IASII Tahun 2006 pada tanggal
25 Februari 2006 bertempat di Jakarta. SASI IASII berlaku bagi seluruh Anggota
IASII (sesuai AD/ART IASII) yang melaksanakan kegiatan Audit Sistem Informasi.
Standar ini mulai berlaku efektif sejak tanggal 01 Januari 2007 dan dapat
diterapkan sebelum tanggal tersebut. Adapun beberapa aturan yang
standarisasikan, antara lain:
1). Penugasan Audit, mencakup:
(a). Tanggung Jawab
(b). Wewenang dan
(c). Akuntabilitas
2). Independensi & Obyektifitas
3). Profesionalisme & Kompetensi
4). Perencanaan
5).Pelaksanaan, yang mencakup:
(a). Pengawasan
(b). Bukti-bukti Audit
(c). Kertas KerjaAudit
6).Pelaporan
7). Tindak Lanjut
Kerangka
Kerja Audit Sistem Informasi dapat diuraikan dalam beberapa tahapan
berdasarkan kerangka pikir manajemen, teknologi informasi dan pertimbangan
sistem ahli yang semuanya mengacu pada kerangka kerja menghasilkan laporan
audit sistem informasi.
6.
Manajemen Resiko
Manajemen
risiko adalah sebuah proses yang diaplikasikan dalam perumusan strategi dan
dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang mungkin akan berdampak
pada keseluruhan organisasi, dan pengelolaan risiko. Kategori sasaran dalam
manajemen risiko :
·
Strategis
: tujuan tingkat tinggi, selaras dengan dan mendukung misi
·
Operasional
: penggunaan sumberdaya secara efektif dan efisien
·
Pelaporan
: keandalan pelaporan
·
Pemenuhan
: pemenuhan hukum dan peraturan yang berlaku
FALSAFAH COSO
Bagi COSO, pengukuran-penetapan risiko adalah kegiatan
penting bagi manajemen dan auditor internal korporasi, sehingga auditor
internal harus paham proses dan sarana untuk identifikasi, penilaian,
pengukuran dan penetapan tingkat risiko (risk assessment) sebagai
dasar menyusun prosedur audit internal. COSO menyatakan bahwa setiap entitas
menghadapi risiko internal dari luar, bahwa risiko-risiko tersebut harus
didentifikasi dan dinilai-diukur terfokus pada pengamanan sasaran strategis
korporasi.Perubahan sosial-politik-ekonomi-industri-hukum dan perubahan kondisi
operasional perusahaan teraudit mengandung risiko, manajemen perusahaan harus
membentuk mekanisme untuk mengenali & menghadapi perubahan tersebut. Basis
utama manajemen risiko adalah asesmen risiko. Untuk keberlangsungan usaha,
asesmen risiko merupakan tanggungjawab manajemen yang bersifat integral dan
terus menerus, karena manajemen tak dapat memformulasikan sasaran dengan asumsi
sasaran akan tercapai tanpa risiko atau hambatan.
Contoh risiko, bahaya, ancaman, atau
hambatan mencapai sasaran korporasi adalah :
- Pesaing meluncurkan produk baru
- Perubahan teknologi menyebabkan
jasa atau produk tidak laku
- Manajer andalan tiba-tiba
mengundurkan diri sebagai karyawan
- Formula rahasia dicuri dan
dijual oleh karyawan kepada pesaing
- KKN menggerus laba dan membuat
perusahaan keropos